Wednesday, September 21, 2016

Are You Dating The Right Guy or The Wrong Guy?


Being in a relationship.
Being single.

Yang single istirahat dulu ya. Coba duduk dulu di sebelah sana, kan kalian udah sering gue jadiin topik di postingan-postingan sebelumnya. Syuh, sana, minggir dulu! Sekarang waktunya gue ngobrol sama sodara-sodara kalian yang udah punya pasangan.

Berpacaran.
Happy nggak? Apa kabar pacar lo? Baik baik aja kan?! Ada yang mulai meragukan pacar?

Pernah nggak sih kepikiran hubungan lo sama cowok lo? Adakah di antara kalian yang udah meyakini bahwa lo udah pacaran dengan cowok yang tepat, that he’s the one you’ve been looking for, that he’s the one you’ve been longed for?

Atau ada di antara kalian yang masih bodo amat, nggak peduli cowok lo Mr. Right atau bukan, buat lo cowok lo sekarang Cuma Mr. Right Now. Asal ada lelaki yang selalu siap sedia, ada kalo lo butuh. Mumpung ada yang tergila-gila sama lo. Status pacaran Cuma sekedar biar gak jomblo aja, atau biar ada yang nemenin/bayarin nonton, makan, jajan, bawain barang belanjaan? Itu hak kalian kok kalo Cuma mau macarin Mr. Right Now. Gue nggak mau berkomentar apa-apa soalnya gue juga nggak pernah berhubungan dengan Mr. Right Now atau pacaran mumpung ada lelaki yang available ketika gue bosen jomblo. Jadi gue nggak tau gimana rasanya.

Jangan-jangan ada beberapa di antara kalian yang selalu mempertanyakan apakah si doi adalah orang yang tepat atau bukan setelah sekian lama pacaran dan melewati halang rintang (kaya anak pramuka ya kalo latihan ada halang rintangnya, ngahahahaha) dalam hubungan asmara kalian? Atau kalian mulai ngerasa kalian udah pacaran sama cowok yang salah?

Lah gimana gue tau kalo gue macarin cowok yang salah?

Tenang, that’s why I’m here, untuk menghilangan kepelikan hidupmu, Nak… Hahahaha, santai. Pacaran sama cowok yang salah, bukan berarti selalu diselingkuhin loh! Ada beberapa hal yang bikin kalian enggak bisa bersama walaupun enggak ada orang ketiga. Bisa aja. Atau bahkan ada hal-hal dari dalam diri kalian sendiri yang nggak ‘sreg’ dan nggak cocok sama dia. Tapi kalian gak tau apa alasannya. Deep deep inside your heart, you’re screaming, but you can’t just hear it, karena secara tidak sadar lo selalu memaksakan diri untuk tersenyum dan bahagia bersamanya.

These are some signs that you’re trapped with the wrong guy in an unhappy relationship:

You’re NOT happy


Wow, ini nih. Mendadak udah nggak hepi lagi ya bareng-bareng si doi atau si doi nggak lagi bikin lo hepi. Apapun yang kalian lakukan bersama, lo ngerasa vibe nya nggak sekenceng dulu lagi. Jadi gampang bete dan jenuh. Lo ngerasa langit pagi tak seindah dulu, jadi enggak semangat lagi walaupun lo masih punya dia di samping lo, sampe-sampe lo ngerasa nyanyian burung tak lagi semarak? #setdaah


Nah, apa yang bikin lo jadi nggak hepi lagi? There must be something behind it. Cowo lo mulai ngeselin? Keseringan beda pendapat? Capek perang mulut karena hal sepele? Terlalu banyak misunderstanding?

Girls, kalo sebuah hubungan bikin lo lebih sering bete, sedih, nangis, marah daripada hepinya, berarti ada yang harus dikoreksi. Kesalahan ada pada cowo lo, atau pada diri lo sendiri. Inget ua, staying in an unhappy relationship can lead to insecurity and depression. Hayo loh! So, you need to fix it or end it!

You never get to decide anything a.k.a you're under control


Girls, pacaran itu masa-masa dimana lo sama cowok lo memulai stimulasi atau berlatih menjadi tim yang solid sebelum melangkah untuk benar-benar menjadi tim yang bergerak di bawah atap yang sama, alias rumah tangga. It’s about compromise people who want to see each other happy. If he is taking control without considering your feelings, it’s a clear sign that you’re not in a relationship with the Mr. Right.

Lo tuh manusia, punya hak bicara, memilih, dan ikut berpartisipasi dalam pengambilan keputusan (bahasa gue dah, kaya ngomongin pemilu). Pacaran itu proyek dua jiwa, dua pikiran, dua hati, dengan berbagai bumbu di sana sini. Jadi kalian berdua harus kerja sama, bukannya dia leading hubungan, lo ngikut-ngikut aja sambil ngedumel dalam hati doang karena dia nggak terima kalo diprotes. Gila, lo pacaran apa narik angkot (cowok lo supir, lo kenek)?

Does he make you feel bad often? Lowering your self esteem?

Ini ngeselin banget nih. Gue paling benci sama orang (baik itu cewek atau cowok) yang suka bikin orang lain ngerasa bersalah, minder, tak berdaya just to make themselves feel better. Narsis, menonjolkan diri sendiri, sok hebat, suka kasih kritik-kritik pedas tanpa saran yang membangun. Nih cowok yang kaya begini nih bener-bener bikin perasaan lo jadi kaya roaler coaster. Main-main doang.

Guys who play with your emotions are trying to increase your insecurities and by doing this they are decreasing the likelihood that you’re going to leave. They make you feel like you can’t do anything right, they try to hurt yourself worth and make you feel guilty.


Banyak yang gak setuju sama hubungan kalian

Jangan salah, yang gak setuju sama hubungan kalian bukan berarti mereka sirik. Orang lain melihat posisi lo dan posisi cowok lo dengan kacamata orang ketiga yang nggak memihak kebahagiaan siapa-siapa.

Sedangkan lo? Ada yang berusaha lo pertahankan: status pacaran. Itu yang bikin lo nggak bisa ngeliat situasi yang terjadi di antara kalian secara objektif.

Pasti ada satu, dua atau banyak di antara kalian yang demi kebahagiaan cowok lo, lo rela menderita, rela buta pada kebenaran, rela menutup mata dari kenyataan kalo lo sama dia engga cocok, beda prinsip lah, karakter kalian berdua engga cocok lah, cowok lo kebanyakan menuntut sesuatu yang nggak ada pada diri lo, dll. Dan lo jungkir balik gak karuan demi tetep menyandang status pacar doi?

Duh, selamat berkubang dalam malam-malam penuh kegelisahan.

You’re always justifying his bad behaviour

Ini masih ada hubungannya dikit sama poin sebelumnya. Demi tetap jadi pacar doi, you keep justifying everything, including his bad behavior.

“Yah, mungkin dia lagi capek, banyak problem di kantor jadi dia nggak sengaja kelepasan ngomong kasar sama gue.”
“Mungkin dia lagi ada urusan mendadak/tiba-tiba nggak mood ketemu makanya dia batalin janji tiba-tiba.” (padahal lo udah sejam nungguin dia di tempat janjian)
“Mungkin dandanan gue hari ini nggak cukup cantik, jadi tadi dia flirting/lirik-lirik sama cewe di meja sebelah.”

Yak, terus aja lo cari alasan buat memaklumi semua kelakuan dia, sampai pada akhirnya lo bakalan sadar kalo lo udah terlalu banyak ngabisin waktu macarin cowok yang salah.

Sering sirik sama temen-temen lo yang masih single

“I wish I was single, so I can spend more time with my friends.” Kalo harapan lo kayak gini, pacar lo pasti menyita banyak waktu lo tanpa paham kalo lo juga perlu berhubungan dengan orang-orang di sekeliling lo. Lo punya kehidupan sendiri, bukan Cuma ngikut pola hidup pacar lo.
Pertanyaannya adalah, pacar lo yang nggak ngertiin kehidupan social lo atau lo sendiri yang ga bisa manage waktu?

“I wish I was single, so I can focus on my study/research/career.” Ini tanda bahwa punya pacar bikin satu sisi kehidupan lo yg lain (kehidupan lo sebagai pelajar atau cewe karir) jadi terbengkalai.

“Oh my God, I wish I was single. I must be happier if I can find a better person that him (your boyfriend).” Nah lo! Kalo lo udah bisa membayangkan ada orang yang lebih baik dari pada cowok lo buat lo pacarin, it’s a sign, that you’re not happy with him. Apalagi kalaaau…

You’re constantly thinking about other guy

Ini mah udah jelas, tanda keras kalo lo udah enggak nyaman sama cowok lo. It is a sign that you’ve found something you’ve been looking for in another guy, which your boyfriend lacks of it.

Jadi yang namanya introspeksi diri itu emang perlu, tapi jangan lupa introspeksi hubungan kalian itu sendiri. Ada yang perlu diperbaiki komunikasi kalian? Ada yang perlu dipertimbangkan lagi atau hubungan kalian perlu uji kelayakan untuk terus lanjut atau udahan?

Cuma kalian dan pasangan kalian yang tau.