Wednesday, October 5, 2016

INSYA ALLAH


Sebuah cara baru untuk membelot dari kewajiban memenuhi janji??!!

Kalo lo nanya gue agama gue apa, biar gue jawab, gue beragama Islam dan tolong jangan berusaha menarik hubungan antara agama gue dengan nama belakang gue yang ‘katanya’ identik dengan nama orang non muslim.

Gue muslim dan gue enggak suka dengan muslim jaman sekarang yang kalo janji menggunakan ‘Insya Allah’-nya sebagai legitimasi atas tidakterpenuhinya janji tersebut pada hari H. Gue juga pernah berantem sama beberapa orang teman perkara ‘Insya Allah’ ini ketika mereka menjanjikan gue sesuatu. Bukan yang berantem gede, perang mulut atau gimana, Cuma gue udah enggak minat aja ber- ‘teman baik’ karena terlalu seringnya mereka mengingkari janji. Dan kalian tau apa yang mereka bilang ketika janji tersebut tidak terlaksana?

“Kan gue kemaren bilangnya Insya Allah, Kik….”
“Insya Allah gue dateng. Insya Allah lho ya, jadi bisa aja gue engga dateng.”
“Aduh, gue nggak ikut ya, kan gue bilang Insya Allah, jadi nggak pasti gue bisa dateng atau enggak.” (padahal pada hari H dia bilang gitu, gue udah rapi jali nungguin dia 2 jam di tempat janjian *lari ke pojokan lalu meraung-raung sambil peluk dinding*)

Pantesan aja sih, guru sastra Inggris gue jaman SMA bilang, “Jangan terlalu berharap sama ‘Insya Allah’-nya orang Indonesia. ‘Insya Allah’-nya orang Indonesia itu udah menyimpang dari makna Insya Allah yang sebenernya.”

Dan sejak SMP, beberapa temen gue bilang, “Halah, Insya Allahnya orang Indonesia itu artinya 99% engga jadi melakukan hal yang dia janjiin.”

Hahahahahahaha. Ketawa miris.

Memang ENGGAK semua orang menyalahgunakan kata Insya Allah, tapi ADA saja muslimin dan muslimah yang nggak ngerti makna Insya Allah dan akhirnya salah dalam menggunakannya. Jadi apa yang pengen gue sampein sekarang? Mendoktrin kalian untuk tidak menggunakan syariat Islam (bagi yang muslim) ketika berjanji atau berencana akan melakukan sesuatu?

TIDAAAAK. BUKAN.

Gue Cuma pengen meluruskan kesalahkaprahan yang terjadi dan mengembalikan citra dan kesucian kalimat Insya Allah yang kini identik dengan janji beraroma PHP doang.

Jadi, mari kita tilik makna 'Insya Allah' itu sebenarnya.

Oke, emang, kita nggak pernah tau apa yang terjadi lusa, besok, atau bahkan sejam kedepan. Makanya kita juga kudu menyadari kalo kita nggak bisa ngasih jaminan 100% bahwa kita bakalan memenuhi janji kita ke orang lain. Karena semua yang terjadi kan atas ijin Allah SWT. Allah SWT udah memperingatkan kita tentang hal ini dalam Al Qur’an surat Al Kahfi: 23-24 yang artinya:

“Dan jangan sekal-kali kamu mengatakan tentang sesuatu ‘sesungguhnya aku akan mengerjakan itu besok pagi’, kecuali dengan menyebut Insya Allah”

Apa sih arti Insya Allah?
Insya Allah berarti ‘jika Allah menghendaki’. Jadi guys, intinya ayat ini ngasih tau kita kalo nggak ada hal yang bisa kita lakukan tanpa ijin Allah SWT sang Maha Berkehendak. Serapi dan sematang apapun rencana kita, tetep aja Allah yang ketok palu atas terlaksana atau tidak terlaksananya rencana lo. Makanya, tau diri dong jadi manusia #eeh

Oke, oke, serius ini.

Jadi guys, Insya Allah bukan ucapan untuk melegalkan janji yang tidak ditepati, atau melepaskan tanggung jawab yang sudah disepakati. Tapi ada yang menggunakan ‘Insya Allah’ sebagai penolakan halus atau pernyataan halus supaya lawan bicara kita tidak tersinggung atau kecewa saat permintaannya nggak bisa dipenuhi. Ada juga orang-orang yang bilang ‘Insya Allah’ untuk menjanjikan sesuatu yang dia tahu kecil sekali kemungkinannya untuk ditepati (yang mana hal ini jelas SALAH pake BESAR).

Yang namanya ‘Insya Allah’ justru merupakan ikrar bahwa kita memasrahkan janji yang kita buat akan di jamin oleh Allah agar terlaksana APABILA NIAT KITA DALAM BERJANJI DAN USAHA KITA SUNGGUH-SUNGGUH UNTUK MEWUJUDKANNYA.

Paham gak? Biar gue sederhanakan lagi: Insya Allah itu digunakan pada saat lo berjanji dan lo udah berniat sungguh-sungguh merealisasikan janji itu disertai keyakinan bahwa Allah akan membantu mewujudkannya. Tapi lo tetep berpasrah pada takdir Allah (terkait janji lo bisa terlaksana atau enggak). Yang penting lo udah niat dan berusaha memenuhi janji itu.

Jadi lo jangan bilang Insya Allah kalo lo sendiri sebenernya tau bahwa lo nggak bisa atau nggak mau memenuhi janji itu karena suatu sebab. Misal, lo diajakin temen lo ke perpus bareng besok, tp lo udah tau kalo besok lo nemenin nyokap arisan. Lo jangan bilang Insya Allah, bilang aja lo nggak bisa. Jangan gara-gara lo engga enak hati sama temen lo ini, trus lo menjadikan Insya Allah sebagai tameng ketidakhadiranmu di perpus keesokan harinya.

Atau lo jangan menyanggupi ajakan/permintaan seseorang pada saat lo NGGAK YAKIN bisa memenuhinya. Misal, lo diajak dateng ke seminar tapi pada hari yang sama lo udah janjian sama temen lo yang lain jenguk orang di rumah sakit dan lo gak tau waktunya keburu apa enggak buat datang ke seminar setelah pulang dari rumah sakit. Jangan bilang ‘Insya Allah’, bilang aja sejujurnya kalo lo nggak tau pasti bisa dateng atau engga. Kalo lo emang udah niat dan berencana untuk berusaha dateng ke seminar, bilanglah Insya Allah. Kalau pada hari H, setelah berpeluh-peluh ngebut biar ga terlambat, ternyata waktunya engga keburu, mending lo cepet-cepet telepon temen lo dan bilang kalo lo masih dijalan atau kejebak macet. Jangan biarin temen lo menunggu. Jangan hanya berbekal ‘Insya Allah’ lo jadi merasa mendapat pemakluman dalam melanggar janji (walaupun ada alasannya). Mending cepet-cepet kasih kabar, daripada temen lo telat atau nggak jadi ikut seminar gegara nungguin lo.

Inget ya guys, dari artinya aja, ‘Insya Allah’ itu jika Allah menghendaki, bukan dipakai untuk ngegantung harapan orang yang lo janjiin berdasarkan sikon atau mood lo doang.


No comments:

Post a Comment