Kalo lo nanya gue
agama gue apa, biar gue jawab, gue beragama Islam dan tolong jangan berusaha
menarik hubungan antara agama gue dengan nama belakang gue yang ‘katanya’
identik dengan nama orang non muslim.
Gue muslim dan gue
enggak suka dengan muslim jaman sekarang yang kalo janji menggunakan ‘Insya
Allah’-nya sebagai legitimasi atas tidakterpenuhinya janji tersebut pada hari H.
Gue juga pernah berantem sama beberapa orang teman perkara ‘Insya Allah’ ini
ketika mereka menjanjikan gue sesuatu. Bukan yang berantem gede, perang mulut
atau gimana, Cuma gue udah enggak minat aja ber- ‘teman baik’ karena terlalu
seringnya mereka mengingkari janji. Dan kalian tau apa yang mereka bilang
ketika janji tersebut tidak terlaksana?
“Kan gue kemaren bilangnya Insya Allah, Kik….”
“Insya Allah gue dateng. Insya Allah lho ya, jadi bisa aja gue
engga dateng.”
“Aduh, gue nggak ikut ya, kan gue bilang Insya Allah, jadi nggak
pasti gue bisa dateng atau enggak.” (padahal
pada hari H dia bilang gitu, gue udah rapi jali nungguin dia 2 jam di tempat
janjian *lari ke pojokan lalu meraung-raung sambil peluk dinding*)
Pantesan
aja sih, guru sastra Inggris gue jaman SMA bilang, “Jangan
terlalu berharap sama ‘Insya Allah’-nya orang Indonesia. ‘Insya Allah’-nya orang
Indonesia itu udah menyimpang dari makna Insya Allah yang sebenernya.”
Dan
sejak SMP, beberapa temen gue bilang, “Halah, Insya
Allahnya orang Indonesia itu artinya 99% engga jadi melakukan hal yang dia
janjiin.”
Hahahahahahaha.
Ketawa miris.
Memang ENGGAK semua
orang menyalahgunakan kata Insya Allah, tapi ADA saja muslimin dan muslimah
yang nggak ngerti makna Insya Allah dan akhirnya salah dalam menggunakannya. Jadi
apa yang pengen gue sampein sekarang? Mendoktrin kalian untuk tidak menggunakan
syariat Islam (bagi yang muslim) ketika berjanji atau berencana akan melakukan
sesuatu?
TIDAAAAK.
BUKAN.
Gue Cuma pengen
meluruskan kesalahkaprahan yang terjadi dan mengembalikan citra dan kesucian
kalimat Insya Allah yang kini identik dengan janji beraroma PHP doang.
Jadi, mari kita tilik
makna 'Insya Allah' itu sebenarnya.

“Dan jangan sekal-kali kamu mengatakan tentang sesuatu ‘sesungguhnya
aku akan mengerjakan itu besok pagi’, kecuali dengan menyebut Insya Allah”
Apa sih arti Insya
Allah?
Insya Allah berarti ‘jika
Allah menghendaki’. Jadi guys, intinya ayat ini ngasih tau kita kalo nggak ada
hal yang bisa kita lakukan tanpa ijin Allah SWT sang Maha Berkehendak. Serapi
dan sematang apapun rencana kita, tetep aja Allah yang ketok palu atas
terlaksana atau tidak terlaksananya rencana lo. Makanya, tau diri dong jadi
manusia #eeh
Oke, oke, serius ini.
Jadi guys, Insya
Allah bukan ucapan untuk melegalkan janji yang tidak ditepati, atau melepaskan
tanggung jawab yang sudah disepakati. Tapi ada yang menggunakan ‘Insya Allah’
sebagai penolakan halus atau pernyataan halus supaya lawan bicara kita tidak tersinggung
atau kecewa saat permintaannya nggak bisa dipenuhi. Ada juga orang-orang yang
bilang ‘Insya Allah’ untuk menjanjikan sesuatu yang dia tahu kecil sekali
kemungkinannya untuk ditepati (yang mana hal ini jelas SALAH pake BESAR).
Yang namanya ‘Insya
Allah’ justru merupakan ikrar bahwa kita memasrahkan janji yang kita buat akan
di jamin oleh Allah agar terlaksana APABILA NIAT KITA DALAM BERJANJI DAN USAHA
KITA SUNGGUH-SUNGGUH UNTUK MEWUJUDKANNYA.
Paham gak? Biar gue
sederhanakan lagi: Insya Allah itu digunakan pada saat lo berjanji dan lo udah
berniat sungguh-sungguh merealisasikan janji itu disertai keyakinan bahwa Allah
akan membantu mewujudkannya. Tapi lo tetep berpasrah pada takdir Allah (terkait
janji lo bisa terlaksana atau enggak). Yang penting lo udah niat dan berusaha
memenuhi janji itu.
Jadi lo jangan bilang
Insya Allah kalo lo sendiri sebenernya tau bahwa lo nggak bisa atau nggak mau
memenuhi janji itu karena suatu sebab. Misal, lo diajakin temen lo ke perpus bareng
besok, tp lo udah tau kalo besok lo nemenin nyokap arisan. Lo jangan bilang
Insya Allah, bilang aja lo nggak bisa. Jangan gara-gara lo engga enak hati sama
temen lo ini, trus lo menjadikan Insya Allah sebagai tameng ketidakhadiranmu di
perpus keesokan harinya.
Atau lo jangan
menyanggupi ajakan/permintaan seseorang pada saat lo NGGAK YAKIN bisa
memenuhinya. Misal, lo diajak dateng ke seminar tapi pada hari yang sama lo
udah janjian sama temen lo yang lain jenguk orang di rumah sakit dan lo gak tau
waktunya keburu apa enggak buat datang ke seminar setelah pulang dari rumah
sakit. Jangan bilang ‘Insya Allah’, bilang aja sejujurnya kalo lo nggak tau
pasti bisa dateng atau engga. Kalo lo emang udah niat dan berencana untuk
berusaha dateng ke seminar, bilanglah Insya Allah. Kalau pada hari H, setelah
berpeluh-peluh ngebut biar ga terlambat, ternyata waktunya engga keburu,
mending lo cepet-cepet telepon temen lo dan bilang kalo lo masih dijalan atau
kejebak macet. Jangan biarin temen lo menunggu. Jangan hanya berbekal ‘Insya
Allah’ lo jadi merasa mendapat pemakluman dalam melanggar janji (walaupun ada
alasannya). Mending cepet-cepet kasih kabar, daripada temen lo telat atau nggak
jadi ikut seminar gegara nungguin lo.
Inget ya guys, dari
artinya aja, ‘Insya Allah’ itu jika Allah menghendaki, bukan dipakai untuk
ngegantung harapan orang yang lo janjiin berdasarkan sikon atau mood lo doang.
No comments:
Post a Comment