hujan menuntun
gigil dalam kesunyian yang pekat
makin deras,
langit menggeramkan guntur setelah
lekuk cahaya
tak beraturan membelah langit
kau tak dengar
pekikan petir
barang kali
kau pun tak pernah dengar betapa hujan
selalu meninggalkan
rindu dengan
berisik butirannya
merajam genteng, dan
mengeroyok
muka bumi
kau hanya
menikmati dinginnya di lengan dan kakimu yang
tak terhalang
camisol bunga bunga kesayanganmu
gadis bisu
tuli,
aku
ingin tau seberapa tenang duniamu
senyap
sunyi
duniamu
seakan anteng
tak dikotori
kasak kusuk
tak dicemari
segala macam ungkapan yang
membuat
hati penuh luka dan kesumat
tak dirusak
oleh ungkapan yang bersinggungan dengan
nurani,
pun akal
senangnya,
kau tak
perlu menohok siapa siapa sebagai balasan
gadis bisu
tuli yang manis,
hujan membasahi
senyum di bibirmu yang ranum
air terpercik
dari kibasan rambut panjangmu
aku
ingin memecah bintang dan menyematkan kerling matamu
di wajah
bintang yang cacat
engkaulah
warna bagi dunia yang berubah kelabu kala
hujan mengaburkan
segala hal dari berbagai jarak pandang
engkau yang
mempersetankan segalanya
engkau menjelajah
sekaligus merangkum kesenangan dengan
mata dan
perabamu
hanya kau,
yang kau lihat, yang kau sentuh, yang kau rasa
ada bebas
yang rahasia
yang tak
butuh lisan tuk bercerita
2014