nyaring senandung
gerimis di atap rumah
elok tarian tetesan
air di kaca jendela
segar bau tanah
yang lama dahaga
di pelukan kemarau
yang menyala nyala
aku menanti wajah
hujan di dekat perapian
tapi ragaku menetap
dengan enggan
sebab belum ada beku
untuk kucairkan
aku ingat
kita menghentakkan
pelukan,
di awal bulan yang
kering kerontang
akibat kemarau satu
abad silam
menanti hujan,
kita tak tahan
kau bilang mendung
sudah tak riang
kita merelakan dengan
maklum
ditandai dengan
senyum yang dikulum
adakah hujan datang
tanpa kewajaran?
akankah ia reda
sebelum waktu yang ditetapkan?
bilakah ia datang
sebagai isyarat,
bahwa kita telah
saling kehilangan?
awal bulan ini,
gantian hujan merangkumkan namamu
di mana segenap
rindu ini tertuju
2013
No comments:
Post a Comment